Kenapa Jenderal Mulyono Buang Pangkat

Kenapa Jenderal Mulyono Buang Pangkat

Daftar 15 Pangdam se-Indonesia Akhir Tahun 2024, 4 di Antaranya Baru Menjabat Awal Desember

Puncaknya, Mulyono diangkat sebagai KSAD, karier militer tertinggi di TNI AD. Mulyono dikenal dekat dan dicintai prajuritnya.

Dalam sebuah momen, dia pernah membuang pangkat bintang empat dari seragam dinasnya agar lebih dekat dengan prajuritnya. Peristiwa itu terjadi ketika Mulyono masih menjabat KSAD dan mendatangi prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 2017.

“Jadi tidak boleh, tidak boleh takut, tentara ada pimpinan bawahan, tapi kita sebagai kawan. Tentara itu team work, organisasi tentara itu ada team work kerja sama. Kamu tidak boleh takut sama saya, saya adalah kawanmu juga,” kata Mulyono.

Mulyono sering membaur dengan anak buahnya. Kebiasaan itu dilakukannya sebagai KSAD sekaligus untuk menyemangati anak buahnya.

"KSAD juga manusia, KSAD tidak makan besi, KSAD juga makan nasi. Saya tidak ingin prajurit saya ketemu dengan KSAD takut. Rangkul saja tidak papa. Minta duit tidak papa, tak kasih kalau saya punya," ujar Mulyono setiap kali bertatap muka dengan prajuritnya.

Mulyono juga tidak segan-segan mengangkat lengan prajurit yang berada di sebelahnya dan meletakkan di atas bahunya sambil mengepalkan tangan. "Angkatan Darat tidak bisa dipimpin dengan ketakutan tapi semangat bersama, kekuatan bersama mulai prada sampai jenderal, sampai kepala staf, jelas prajurit," pungkasnya.

TerkiniTerlamaPaling sesuaiImagesize DescImagesize AscFilesize DescFilesize Asc

VIVA.co.id ©2008 | All Rights Reserved

TRIBUNNEWS.COM - Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Purnawirawan) atau Jenderal TNI (Purn) Drs. H. Mulyono, S.I.P. adalah pensiunan perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat (AD).

Jabatan terakhit Jenderal Mulyono di TNI yakni sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Jenderal Mulyono tercatat menjabat sebagai KSAD pada tahun 2015 hingga 2019.

Semasa dinasnya, jenderal bintang 4 ini juga pernah menduduki posisi sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

Jenderal Mulyono resmi pensiun sebagai Pati TNI AD pada tahun 2019.

Nama Jenderal Mulyono sempat viral saat menjabat KSAD karena membuang pangkat bintang 4 dari seragam dinasnya di hadapan para prajuritnya.

Saat membuang pangkat bintang 4, Mulyono juga menyampaikan pangkat tersebut bukan sesuatu yang harus ditakuti.

Hal tersebut lantas membuat Jenderal Mulyono menjadi dikenal dekat dan dicintai oleh para prajurit TNI.

Baca juga: Brigjen TNI Purn. Junior Tumilaar, S.I.P., M.M.

Jenderal Mulyono lahir di Cepokosawit, Sawit, Boyolali, Jawa Tengah, pada tanggal 12 Januari 1961.

Ia memiliki istri yang bernama Hj. Rosita Ibrahim.

Mulyono dan Rosita dikaruniai 3 orang anak yang bernama Tiara Pramudyawati Permatahari, Army Patria Wirawan, dan Rahmania Zahra Pradipta.

Anak laki-laki Mulyono yang bernama Army Patria Wirawan mengikut jejaknya sebagai anggota TNI AD.

Mulyono adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara.

Ayahnya bernama Suyatno Yatno Wiyoto, seorang pegawai Dinas Pekerjaan Umum.

Empat lulusan terbaik Akademi Militer naik pangkat setingkat lebih tinggi. Di antara mereka, satu di antaranya resmi bintang 3 alias Letnan jenderal TNI.

Sosok tersebut tak lain Letjen TNI I Nyoman Cantiasa. Bersama 54 perwira tinggi AD lainnya, Cantiasa mengikuti upacar Laporan Korps Kenaikan Pangkat di Mabesad, Jakarta. Upacara dipimpin KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Dalam amanatnya, Dudung mengingatkan kepada para pati yang menerima kenaikan pangkat agar mencermati perubahan paradigma TNI yang menjadikan AD saat ini menjadi lebih dinamis dan humanis. Globalisasi juga harus diwaspadai karena ada nilai-nilai pragmatisme yang berupaya mengikis karakter dan jiwa kesatria yang selama ini dijaga oleh TNI AD.

“Program pembinaan satuan dan pendidikan perlu dioptimalkan dalam membangun personel dan satuan yang adaptif terhadap dinamika perkembangan teknologi dan budaya global,” ujar Dudung dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin (28/2/2022).

Cantiasa merupakan lulusan terbaik alias peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama 1990. Rekam jejak jenderal Baret Merah ini sangat gemilang.

Editor : Arif Ardliyanto